Pascasarjana-UMSU|| Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mencanangkan gagasan ” Global Network at Home,” sebagai bagian program internasionalisasi kampus menyikapi pandemi Covid -19.
“Kegiatan-kegiatan internasional yang bersifat fisik mobility saat ini tidak mungkin dilakukan negara-negara mitra kampus terdampak pandemi Covid-19. Tapi bukan berarti program kerjasama internasional dengan kampus luar negeri tidak bisa dilakukan karena agenda-agenda kegiatan forum ilmiah bisa dilakukan dari rumah dengan pemanfaatan teknologi,” kata Wakil Rektor III, Dr Rudianto, S.Sos, MSi dalam seminar online dengan tema “Internasionalisasi Perguruan Tinggi Di Masa Pandemi” Selasa (14/4).
Pada progran seminar online digelar Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta se Indonesia UMSU sendiri terus melakukan kolaborasi kegiatan ilmiah dengan kampus-kampus mitra dari luar negeri khususnya yang ada di Malaysia. Saya kira kualitas kegiatan ilmiah yang dilakukan dengab kampus di luar negeri dengan pemanfaatan teknologi, tidak bisa juga dipandang sebelah mata,” katanya.
Dia juga memaparkan tantangan yang dihadapi oleh kampus pascapandemi baik dari segi mobilitas perguruan tinggi, dari segi ekonomi yang berkaitan dengan dana dan anggaran serta struktural perguruan tinggi. Dalam hal ini UMSU global network sendiri menerapkan Internationalisasi at home dengan tetap melaksanakan beberapa kegiatan berbasis online seperti webinar, online curiculum, online teaching, e learning, open acces education, research publication dan sebagainya.
UMSU juga melihat celah dan tetap mempertimbangkan ajakan kerjasama internasional dari beberapa perguruan tinggi yang mengacu pada Internasional education Hubs In Asia, ‘ katanya.
Seminar yang diikuti oleh perguruan tinggi Islam se-Indonesia menghadirkan beberapa pakar Internasionalisasi dari sejumlah kampus dibuka ketua BKSPTIS Prof Dr H Syaiful Bakhri.
Menurutnya situasi kerjasama Internasional perguruan tinggi swasta turut terdampak akibat pandemi covid-19 ini. Maka perlu perguruan tinggi swasta membuat langkah-langkah dan juga antisipasi terkait permasalahan Internasionalisasi perguruan tinggi di masa pandemi.
Secara pribadi saya mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini dengan harapan melalui kegiatan ini dapat melahirkan gagasan dan pemikiran serta ide-ide dalam hal Internasionalisasi, sembari kita belajar dan berbagi ilmu antar sesama perguruan tinggi swasta yang telah mumpuni dalam prihal Internasionalisasi,” kata Prof Dr H Syaiful Bakhri.
Lebih lanjut, dampak pandemi covid-19 juga mengakibatkan penundaan , bahkan pembatalan kegiatan-kegiatan berskala internasional, kerjasama internasional, pameran internasional, akreditasi internasional, summer camp dan lain sebagainya.
Sementara, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D selaku wakil Rektor bidang kemitraan dan kewirausahaan Universitas Islam Indonesia memaknai kegiatan atau aktivitas Internasionalisasi pada masa pandemi kedalam tiga bagian yaitu aktivitas Internasionalisasi sebelum pandemi melalui mobilitas civitas akademi seperti student exchange, double degree program, teaching colaboration, research colaboration dan sebagainya. Selanjutnya selama pandemi kegiatan Internasionalisasi dilakukan tanpa melibatkan mobilitas civitas akademi beralih kepada e learning, daring, online guest lecturing, online partnership dan work from home, dengan kata lain mengurangi pertemuan secara fisik dan mengganti nya dengan digital.
“Dan terakhir aktifitas Internasionalisasi setelah pandemi ketika psycal distancing menjadi norma dasar, digital partnership menjadi defenisi baru bagi perguruan tinggi swasta dalam mengelola mobilitas Internasional,” katanya.
Sekjen BKS PTIS, Fathul Wahid mengharapkan kegiatan forum ilmiah online bisa dilakukan berkala, minimal satu kali dalam 2 pekan, sebagai wadah untuk saling belajar dan mempelajari terkait kegiatan Internasionalisasi perguruan tinggi.
“Nantinya pada setiap sesi kita akan menghadirkan para pakar-pakar yang di miliki oleh setiap perguruan tinggi yang diharapakan ini menjadi penguat bagi lembaga kerjasama urusan internasional di masing-masing perguruan tinggi yang tergabung dalam BKPTIS,” katanya. (*)