Pascasarjana-UMSU || Prodi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana UMSU bekerjasama dengan Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMSU menggelar kegiatan Kuliah Umum (Public Lecture) dengan tema “Managing Effective Communication in Industry 4.0”
Kuliah Umum yang dibuka WR III UMSU Dr Rudianto MSi ini menampilkan dua pembicara, yakni Prof Nor Wahizah Abdul Wahat PhD (Depertemen Pengembangan Profesional dan Pendidikan Berkelanjutan Fakultas Studi Pendidikan UPM) dan Rahmanita Ginting PhD (Kepala Prodi Magister Ilmu Komunikasi UMSU).
Tampak hadir dalam acara pembukaan yang dilaksanakan di Aulia Pascasarjana UMSU, Jl. Denai 217 Medan, Sabtu (21/12/2019), Direktur Pascasarjana UMSU Dr Syaiful Bahri MAP, Sekretaris Prodi Mikom UMSU Muhammad Thariq MIKom, Perwakilan LKUI UMSU, sejumlah dosen dan ratusan mahasiswa S1 Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMSU serta mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMSU.
Dalam sambutannya Rudianto mengatakan, bahwa Universiti Putra Malaysia (UPM) merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik yang ada di Malaysia. Antara UMSU dan UPM sudah lama terpaut siilaturrahim dan kerjasama.
Ditegaskannya, bahwa sebagai sebuah perguruan tinggi yang sedang membanguan reputasi internasional, UMSU sengaja terus membangun hub-hub internasionalisasi. Dan salah satu yang diandalkan dan diprioritaskan adalah hub Malaysia sebagai negara serumpun.
UMSU melihat prospek pendidikan tinggi di Malaysia sangat layak dijadikan mitra strategis dalam membangun kerjasama.
“Kita menyadari UPM adalah mitra penting bagi UMSU. Karena itu kedepan jalinan silaturrahim dan kerjasama ini mudah-mudahan bisa lebih kita tingkatkan dan kembangkan lagi,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Prodi Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana UMSU berupa Public Lecture dan FGD.
Dalam presentasinya, Prof Nor Wahizah Abdul Wahat PhD membawakan topik tentang “ “Mengelola Komunikasi Efektif terhadap Kelompok Rentan”.
Dijelaskannya, bahwa kelompok rentan merujuk pada kelompok yang mengalami risiko kemiskinan atau pengucilan sosial yang lebih tinggi daripada populasi umum. Mereka termasuk etnis minoritas, migran, populasi berpenghasilan rendah, populasi berpendidikan rendah, mereka yang berjuang dengan penyalahgunaan narkoba, orang lanjut usia yang terisolasi dan orang-orang cacat.
Dalam aspek komunikasi, kata Nor Wahizah, kerentanan kelompok dapat dikaitkan dengan ketidakefektifan sistem komunikasi tradisional dalam menjangkau mereka (kelompok rentan-red).
Sebagai contoh, badan-badan resmi yang mengelola bencana alam atau badan-badan pemerintah yang berwenang dalam mengelola penyandang disabilitas kulit putih merasa nyaman untuk menggunakan media sosial untuk populasi umum daripada jaringan sosial kelompok-kelompok tertentu yang kurang beruntung untuk menghubungkan atau menyebarkan informasi kepada mereka.
“Karena itu sangat penting untuk mengelola proses komunikasi yang efektif untuk kelompok-kelompok rentan untuk memastikan bahwa komunikasi menjaga harga diri mereka serta mampu mengklarifikasi kebutuhan mereka,” ujar Nor Wahizah.
Sementara itu Rahmanita Ginting PhD dalam paparannya mengungkapkan data tingkat penggunanan internet di Indonesia begitu tinggi. Menurutnya ini menjelaskan tentang pentingnya media literasi dalam kehidupan, karena memang masyarakat begitu membutuhkan informasi.
“Media literasi adalah kemampuan kita dalam mengakses dan memahami informasi. Artinya, sebagai konsumer (konsumen sekaligus produsen) kita harus mampu menginterpretasi pesan yang didapat dari media” jelasnya.
Di era revolusi 4.0 sekarang ini, kata Rahmanita, tentu penting untuk memahami bagaimana hubungan media dengan masyarakat. Pernyataan yang paling penting dikemukaaan adalah bagaimana seharusnya kita menggunakan media atau teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
“Jika tidak maka berarti kita hanya jadi konsumen saja,” ujarnya. (*)
Cara menfaftar master ilmu komunikasi
Silahkan daftar langsung ke Biro Administrasi Pascasarjana UMSU, Jl Denai no 217 Medan.
Info selengkapnya klik http://penmaru.umsu.ac.id/
Terimakasih.